Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menghadiri seremonial penutupan atap stadion indoor yang ada di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta.
Seperti yang dilansir oleh AshefaNews pada 13 Januari 2023 kemaren, kecanggihan stadion indoor ini terlihat dari sistem teknologi ramah lingkungan yang digunakannya dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
Stadion indoor yang dibangun pada April 2021 ini merupakan salah satu contoh nyata dari penerapan kecerdasan buatan di dunia nyata.
Stadion yang dinobatkan sebagai stadion tertutup terbesar di Indonesia dengan kapasitas penonton 16.250 orang ini dapat digunakan untuk festival budaya dan musik.
Berdasarkan info dari AshefaNews, stadion indoor ini memang masih belum bisa digunakan saat ini karena baru selesai dibangun Juni 2023 nanti.
Namun demikian, kemegahannya sudah dapat dilihat dan membuat takjub pak presiden. Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan buatan itu benar-benar bisa diterapkan di dunia nyata dan bukan hanya di film saja.
Daftar Isi
Apa itu Artificial Intelligence ?
Stanford Computer Science menyebutkan bahwa artificial intelligence adalah ilmu rekayasa pembuatan mesin cerdas yang melibatkan mekanisme menjalankan tugas menggunakan sistem komputer.
Jadi artificial intelligence atau kecerdasan buatan ini memungkinkan komputer atau mesin perangkat lunak untuk berpikir cerdas layaknya manusia.
Konsep kecerdasan buatan ini pertama muncul setelah perang dunia kedua. Tepatnya dibawa oleh seorang matematikawan serta filsuf muda yang bernama Alan Turing pada tahun 1947.
Saat itu Alan membuat sebuah makalah yang berisikan cara membangun mesin dan menguji kecerdasannya.
Dari makalah tersebut, lahirlah berbagai mesin cerdas yang berhasil menerapkan kecerdasan buatan di dalamnya, seperti Deep Blue IBM yaitu program catur yang diciptakan untuk bermain catur dan berhasil menjuarai lomba catur dunia mengalahkan Garry Kasparov pada tahun 1997.
Ada juga mesin yang mengenali suara manusia dan melakukan perintah dari suara yang dikenalnya.
Cara Kerja Artificial Intelligence
Artificial intelligence dibuat dari algoritma pemrograman yang cukup rumit. Dilansir dari Brookings, menyebut bahwa cara kerja kecerdasan buatan berdasarkan pada algoritma pemrograman dari kerangka berpikir artificial intelligence itu sendiri.
Algoritma ini membutuhkan banyak data yang kuat agar komputer dapat membedakan pola yang ada.
Dari data-data inilah, komputer seolah dapat berpikir sendiri, membuat keputusan sendiri, belajar dan juga beradaptasi. Benar-benar cerdas seperti manusia.
Manfaat kecerdasan buatan ini ada beragam. Selain menghemat waktu karena kerja mesin sangat cepat dan tepat, artificial intelligence juga dapat membuat kita semakin productive dan dapat meminimalisir kesalahan yang dibuat manusia atau human error.
Tentu saja hal ini sangat menguntungkan karena pekerjaan dapat selesai tepat waktu dengan hasil yang maksimal.
Kelebihan artificial intelligence ini dapat diterapkan di berbagai bidang seperti bidang kesehatan, otomotif, pendidikan, teknologi dan lain-lain.
Dampak Artificial Intelligence
Sekilas, kecerdasan buatan ini terlihat sangat menguntungkan dan membantu pekerjaan manusia.
Tapi terlepas dari semua kelebihan artificial intelligence, ternyata juga menyimpan dampak negatif yang cukup merugikan. Beberapa dampak dari adanya kecerdasan buatan ini diantaranya :
1. Meningkatkan Efektivitas Kerja
Tak bisa dipungkiri jika keberadaan kecerdasan buatan oleh mesin ini membuat segala pekerjaan jadi cepat selesai dan nyaris tanpa kesalahan.
Efektivitas kerja pun jadi lebih baik karena tidak ada human error. Inilah yang membuat banyak sektor akhirnya menerapkan artificial intelligence di hampir segala sektor pekerjaan.
Bedah dokter misalnya. Ada sistem bedah da Vinci yang ternyata menggunakan robot dengan kecerdasan buatan untuk melakukan operasi bedah. Hasilnya pun lebih akurat, presisi dan tentu saja meniminimalisir trauma pada pasien.
Sistem auto pilot pada kendaraan pun juga memanfaatkan kelebihan artificial intelligence.
Pengemudi tidak perlu khawatir akan adanya kecelakaan saat berkendara karena sistem kecerdasan buatan pada kendaraan akan mendeteksi adanya kemungkinan tabrakan dan dapat menjalankan mobil tanpa perlu dikendarai secara langsung. Canggih kan.
2. Perubahan Sistem kerja Umat Manusia
Perbedaan robot dengan kecerdasan buatan ini memang sangat membantu manusia dalam bekerja.
Namun keberadaannya juga menjadi ancaman bagi manusia, karena sistem kerja manusia bisa tidak digunakan lagi. Semuanya akan digantikan oleh mesin.
Jika sudah begini, lapangan pekerjaan jadi sepi dan potensi pengangguran jadi lebih besar.
3. Menimbulkan Kesenjangan Sosial yang tinggi
Saat ini mesin dengan kecerdasan buatan dapat mengikuti perintah dari manusia yang mengontrolnya.
Seiring berjalannya waktu, bisa jadi kecerdasan buatan ini terus berkembang. Sehingga tidak menutup kemungkinan suatu saat mesin-mesin tersebut tidak lagi mendengarkan perintah manusia dan bergerak sesuai keinginannya sendiri.
Dalam satu sisi, hal ini cukup menguntungkan bagi perusahaan besar karena produktivitas meningkat tajam.
Produsen mesin dengan kecerdasan buatan pun akan semakin kaya dengan banyaknya pesanan robot pintar ini.
Sementara itu manusia tidak akan dianggap karena semua pekerjaan manusia sudah diambil alih oleh mesin. Kesenjangan sosial jadi sangat tinggi.
Penutup
Artificial intelligence memang banyak manfaatnya di berbagai bidang. Namun tetap harus bisa dikontrol penggunaannya agar peran manusia juga dapat dirasakan. Bagaimanapun juga, manusia yang diberi akal sehat oleh Tuhan dan harusnya lebih cerdas dari mesin.
Manfaatkan artificial intelligence pada tempatnya untuk hal-hal positif yang berguna bagi manusia. Agar dampaknya tidak merugikan, tapi menguntungkan.