Disaat orangtua kita sudah meninggal, maka tidak akan ada lagi yang bisa kita lakukan selain mendoakan mereka. Pasalnya, memang tidak ada lagi yang bisa diharapkan oleh orangtua yang telah meninggal, selain untaian kalimat doa dari anaknya.
Karena itu, mendoakan kedua orangtua yang sudah meninggal merupakan kewajiban bagi seorang anak.
Karena hal ini bisa menjadi satu cara kita untuk berbakti pada kedua orangtua walaupun mereka sudah meninggal. Mengiriman doa untuk orangtua yang sudah meninggal bisa kita dilakukan sambil berziarah ke makamnya ataupun bisa juga dilakukan di rumah setelah melaksanakan sholat. Di bawah ini terdapat dalil-dalil yangmenjelaskan tentang keutamaan berdoa.
Dalil-dalil yang Menjelaskan Tentang Keutamaan Berdoa
- Hadist mendoakan orang tua yang meninggal
Terdapat hadist yang mengatakan bahwa,
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara. Yaitu, sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak saleh”
- Al-mukmin ayat 60
WA QAALA RABBUKUMUD” UNII ASTAJIB LAKUM INNALLADZINA YASTAKBIRU “AN “IBAADATII SYADKHULUUNA JAHANNAMA DAAKHRIIN
Artinya:
“Dan Allah berfirman berdoalah kepada-Ku niscaya akan aku perkenankan bagimu sesungguhnya yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.”
- Al-Anam ayat 162-163
QUL INNA SHALATI WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMATII LILLAAHI RABBI ALAALAMIINA LAASYARIKAL LAHU WABDZAALIKA UMIRTUU WA ANAA AWWALU ALMUSLIMIINA
Artinya :
“Katakanlah : sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama tama menyerahkan diri kepada Allah.”
Hubungan antara orangtua dan anak akan terputus apabila diantara salah satunya meninggal dunia. Tetapi, walaupun kamu tak bisa lagi melayani mereka secara langsung, kamu bisa mengirimkan doa ini pada mereka. Berikut adalah doa yang bisa kita ucapkan agar orangtua kita mendapat pengampunan dan perlindungan di akhirat :
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ عَدَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkholahu, waghsilhu bil maa i wats-tsalji walbarodi wa naqqihii minal khothoo ya kamaa yunaqqots- tsawbul abyadhu minad danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihii wa ahlan khoiron min ahlihii wa zawjan khoiron min zawjihi, wa adkhilhul jannata wa a ‘idzhu min ‘adzaabil qobri wa fitnatihi wa min ‘adzaabin naar.
Artinya :
“Wahai Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dam muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka”.
Jika yang sudah meninggal adalah ibu (perempuan), maka lafadz ‘HU’ diganti menjadi ‘HA’ (Allahummagh fir Laha). Namun, apabila keduanya sudah meninggal, maka lafadz ‘HU’ diganti menjadi ‘HUMA’ (Allahummagh fi La Humma).