Pengobatan gingivitis sering dikaitkan dengan penggunaan pepsodent. Gingivitis atau radang gusi sendiri menjadi salah satu penyakit yang muncul di rongga mulut. Meski terdapat pengobatan rumahan tapi gingivitis tidak boleh dibiarkan.
Secara lengkap, gingivitis merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada gusi dengan adanya tanda memerah di gusi dan sekitar akar gigi. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya sisa makanan di gigi. Lalu gusi mengeras dan menjadi plak.
Tidak sedikit orang yang menganggap remeh penyakit gingivitis. Padahal, gingivitis yang tidak segera diobati, dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan. Khususnya mampu merusak gigi dan gusi hingga menghilangkan nafsu makan.
Gingivitis bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat. Begitu juga sebaliknya, pengobatan yang tidak tepat justru memperparah peradangan pada gusi. Akibatnya, gingivitis semakin membahayakan kesehatan gigi dan gusi Anda.
Jika Anda pernah atau sedang mengalami gingivitis maka Anda perlu membaca seluruh isi tulisan ini sampai akhir. Seperti apa gingivitis? Apa saja gejala gingivitis? Bagaimana cara ampuh mengobati gingivitis? Yuk, simak ulasannya!
Daftar Isi
Pengertian dan Gejala Gingivitis
Gingivitis termasuk penyakit yang menyerang gusi dan dikenal secara umum sebagai radang gusi. Radang gusi mengakibatkan rasa nyeri di area gusi, gigi, dan sekitarnya. Kondisi tersebut membuat rongga mulut tidak enak dan nyaman.
Radang gusi bisa terjadi pada siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu, radang gusi juga bisa terjadi tanpa adanya gejala atau tanda peradangan pada gusi si penderita. Sehingga banyak penderita yang tidak sadar mengidapnya.
Baca juga : Cara Menjaga Kadar Gula Darah Agar Tetap Normal
Meski demikian, gingivitis atau inflamasi gusi tetap dapat diidentifikasi sendiri dengan adanya gejala-gejala sebagai berikut.
- Perubahan warna pada gusi, yaitu gusi berwarna merah dengan kondisi lunak atau bengkak.
- Gusi menjadi sering berdarah ketika gigi disikat atau dibersihkan.
- Penyusutan pada gusi sehingga akar gigi menjadi terlihat.
- Terjadi perubahan saat gigi bersatu untuk menggigit.
- Gigi yang copot atau tanggal.
- Ada nanah di sekitar gusi dan gigi.
- Timbul rasa sakit ketika mengunyah makanan.
- Gigi menjadi sensitif.
- Gigi tiruan atau palsu tidak bisa lagi terpasang dengan pas.
- Bau busuk saat bernapas yang sulit dihilangkan.
- Terjadi pembengkakan pada gusi.
- Pada kondisi akut atau kronis bisa mengakibatkan perubahan di konsistensi gusi normal seperti gusi kaku dan tegas.
Penyebab Gingivitis
Gingivitis dapat terjadi karena berbagai alasan. Namun secara ilmiah, gingivitis disebabkan oleh dua faktor. Faktor tersebut terdiri dari faktor primer dan faktor sekunder. Agar lebih jelas, simak ulasan kedua faktor tersebut di bawah ini.
1. Faktor Primer
Faktor primer atau faktor utama merupakan penyebab gingivitis utama. Faktor primer tersebut yakni berasal dari plak gigi. Plak gigi berarti penumpukan yang terjadi di permukaan gigi atau permukaan jaringan keras di rongga mulut.
Plak gigi berasal dari deposit lunak yang membentuk biofilm. Jika plak gigi dibiarkan terus menumpuk semakin banyak, maka inflamasi gusi semakin mudah terjadi. Alhasil, gingivitis dapat menginfeksi dan merusak kesehatan rongga mulut.
2. Faktor Sekunder
Faktor sekunder yang mampu menyebabkan gingivitis terbagi menjadi dua, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal berasal dari faktor lingkungan di sekitar gusi yang mengalami peradangan. Seperti kurangnya kebersihan mulut.
Selain itu, faktor lokal juga disebabkan adanya sisa-sisa makanan. Kemudian sisa-sisa makanan ini terakumulasi dengan plak gigi dan mikroorganisme di mulut. Alhasil, gingivitis dapat melanda gusi yang ada di area akumulasi tersebut.
Sementara itu, faktor sistemik berasal dari kondisi tubuh. Misalnya, genetik, hormonal, hematologi, dan pengaruh nutrisional. Alhasil, faktor-faktor tersebut terakumulasi lalu menyebabkan inflamasi gusi dan akhirnya terjadi gingivitis.
Cara Jitu Mengobati Gingivitis
Pengobatan gingivitis perlu dilakukan untuk meringankan gejala dan efek penyakit yang lebih buruk. Proses pengobatan tersebut dapat digunakan dalam dua tahapan. Pertama, pengobatan dengan para ahli. Kedua, pemulihan di rumah.
Pengobatan dengan para ahli
Gingivitis dapat diobati langsung dengan para ahli, yakni dokter gigi. Umumnya, Anda perlu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi selama 6 bulan. Namun, jika mengalami gejala gingivitis, segeralah melakukan pengobatan ke dokter gigi.
Di awal pengobatan, dokter gigi akan mengidentifikasi gejala gingivitis pada rongga mulut. Anda juga akan memperoleh tindakan foto rontgen gigi bila dokter gigi membutuhkan diagnosis tersebut. Lalu dokter gigi dapat mengambil tindakan.
Metode pengobatan, yaitu scaling, root planing, penambalan, atau penggantian gigi rusak. Scaling berarti pembersihan karang gigi. Root planing berarti perawatan saluran akar gigi dengan laser. Tujuannya untuk membersihkan gigi.
Pemulihan di rumah
Selanjutnya, gingivitis bisa diobati di rumah sebagai metode pemulihan. Proses ini penting untuk dilakukan agar gingivitis tidak kembali terjadi dan menginflamasi gusi. Berikut metode pemulihan gingivitis.
- Sikat gigi dengan pepsodent setelah dan sebelum tidur.
Pepsodent yang digunakan seperti Pepsodent Expert Protection. Pepsodent tipe ini memiliki kandungan Zinc-Citrate yang mampu melindungi gigi dan gusi dengan lapisan antibakteri.
- Menggunakan sikat gigi lembut dan ganti setiap 3 sampai 4 bulan sekali.
- Membersihkan sela-sela gigi dan gunakan antiseptik kumur.
- Mengurangi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi.
- Membersihkan gigi ke dokter gigi dalam waktu 6 bulan sekali.
- Tidak merokok atau mengunyah tembakau.
Gingivitis bisa berlangsung dalam waktu lama maupun sebentar. Hal tersebut tergantung dengan kondisi derajat inflamasi gusi yang terjadi. Namun, rata-rata gingivitis sembuh dalam 1-7 hari.