Sejalan dengan sejarah panjang puasa dalam agama-agama Ibrahim, umat Islam berpuasa dari fajar hingga senja selama bulan Ramadhan yang terjadi pada bulan kesembilan dalam kalender Islam dan berlangsung antara 29 hingga 30 hari (tanggal dapat bervariasi karena bulan) tergantung dari pengamatan dan panjang puasa dapat berubah berdasarkan lokasi pengamat.
Berpuasa adalah salah satu dari lima rukun Islam sekaligus salah satu tindakan ibadah terbesar yang dapat dilakukan seorang Muslim. Puasa selama bulan Ramadhan memiliki peraturan dan aturan khusus dibandingkan puasa-puasa pada bulan-bulan lain.
Tahukah Anda, Puasa ini adalah bentuk aktivitas untuk membersihkan tubuh, pikiran dan jiwa seseorang, meningkatkan karakter moral, fokus pada kegiatan yang positif, berdoa dan menjadi lebih dekat dengan Allah. Tidak semua orang muslim di wajibkan untuk berpuasa, hanya orang-orang yang memenuhi syarat wajib puasa Ramadhan saja yang di wajibkan untuk melakukan puasa wajib bulan Ramadhan.
Syarat wajib puasa ramadhan:
- Seorang muslim
- Sudah baligh (dewasa)
- Mampu berpuasa
- Tidak sedang dalam perjalanan jauh
- Terhindar dari halangan (menstruasi atau masa nifas)
Jika kelima syarat di atas terpenuhi, maka orang tersebut wajib berpuasa. Ada dua elemen penting agar puasa Anda diterima dan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT. Yaitu:
1. Niat
Anda harus memiliki niat untuk berpuasa sebelum fajar (subuh) setiap malam selama bulan Ramadhan. Niat tidak perlu diucapkan, karena pada kenyataannya itu adalah tindakan hati, yang tidak melibatkan lidah. Itu akan dipenuhi oleh niat seseorang dari hati untuk berpuasa dari ketaatan kepada Allah.
2. Tidak melakukan tindakan yang membatalkan Puasa
Elemen penting kedua agar puasa Anda dapat diterima adalah bahwa Anda tidak melakukan tindakan yang membatalkan puasa dari fajar hingga matahari terbenam. Seperti duduk-duduk santai sambil minum es teh.
Jika Anda mempertahankan dua elemen penting ini selama puasa, maka Insya Allah puasa Anda akan valid dan diterima.
Puasa “sah” membutuhkan dua faktor utama: niat dan menghindari segala pantangan yang membatalkan puasa itu sendiri. Umat Islam harus memiliki niat untuk berpuasa setiap malam selama bulan Ramadhan. Mereka juga harus menjauhkan diri dari tindakan yang membatalkan puasa: makan, minum, merokok, melakukan hubungan seksual, sengaja muntah, menstruasi, atau pendarahan saat melahirkan.
Syarat wajib puasa ramadhan ini berlaku untuk semua Muslim yang taat yang berusia (yaitu, telah mencapai pubertas tetapi belum berusia lanjut) dan yang berakal sehat.
Selama berpuasa, seseorang hanya boleh minum obat jika terjadi situasi yang mengancam jiwa. Sebagian besar aspek kehidupan sehari-hari masih diizinkan selama Ramadhan. Umat Muslim dapat mandi, mengambil darah, menghirup berbagai aroma, membilas mulut dan hidung, mengoleskan deodoran, mencium atau memeluk pasangan mereka, dan menggunakan obat tetes mata. Muntah yang tidak disengaja (mungkin karena penyakit), mandi, dan menyikat gigi tidak membatalkan puasa yang dimaksud.
Menelan air liur atau dahak sendiri (konsumsi tidak disengaja) dan memakai lensa kontak juga diperbolehkan. Memikirkan tentang berbuka puasa, atau berbuka puasa secara tidak sengaja atau pelupa, tidak membatalkannya, tetapi dengan sengaja berbuka puasa memerlukan menebusnya dengan cara yang berbeda, tergantung pada jenis dan tingkat pelanggaran.
Umat Muslim harus berbuka puasa pada waktu yang tepat dengan minum air atau makan kurma dalam jumlah ganjil. Ingat: seteguk air membatalkan puasa, jadi itu hanya boleh dilakukan pada waktu yang ditentukan. Inti dari ibadah puasa selama bulan Ramadhan adalah untuk membawa orang beriman menjadi dekat dengan Allah melalui mengamati kemurnian tindakan dan pikiran.
Dipercayai bahwa tindakan puasa, bersama dengan tindakan-tindakan lain yang dilakukan selama bulan Ramadhan, membantu membersihkan jiwa dan mengalihkan diri dari kekhawatiran duniawi. Puasa selama bulan Ramadhan bukan hanya tentang menghilangkan atau tidak melakukan tindakan terlarang. Sebagai ganti tindakan terlarang ini, umat Islam harus meluangkan waktu dalam doa, refleksi, amal, dan hal-hal serupa.
Perbaikan diri selama Ramadhan berfokus pada menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan tumbuh dalam empati dan kemurahan hati.