Jakarta, 14 November 2018 – Tinggal di Ibukota bukanlah hal yang bisa dibilang mudah, bahkan cenderung sebaliknya. Jakarta yang saya tahu adalah sebuah kota yang banyak sekali permasalahan tetapi masih banyak masalah dihidup saya #edisicurhat. Tingkat mobilitas di Jakarta ini memang sangat padat, wajar saja segala tindak putaran perekonomian Indonesia sebagian besar ada disini. Tidak heran jika banyak kepadatan penduduk hingga transportasinya.
Jika berbicara tentang transportasi rasanya, Kota yang asal kesenian ondel-ondel ini tidak bisa dipisahkan dengan kemacetan. Bahkan kemacetan sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa dielakan. Saat ketemu macet, warga Jakarta mungkin sudah tidak kaget lagi. Justru kalo jalanan Jakarta lenggang, baru kaget bahkan sampai ada yang berpikir ini mimpi atau bukan jika Jakarta tidak macet. Entah sampai kapan cobaan ini berakhir?
Kemacetan juga bukan masalah untuk warga Jakarta saja, melainkan warga sekitar DKI juga mengalaminya. Alhasil orang-orang yang mencari nafkah di Ibu kota menjadi kurang produktif, jika ingin tidak terjebak dalam kemacetan mereka pun harus berangkat lebih pagi agar terhindar dari kemacetan.
Kemacetan juga bisa membuat mood kita jadi memburuk. Pasalnya berlama-lama di perjalanan dapat membuat emosi kita tidak stabil. Emosi yang kita dapatkan pada saat terjebak dikemacetan yang cukup lama juga membawa dampak buruk pada kesehatan. Berikut ini ada beberapa potensi dampak buruk yang dapat kita alami saat terjebak dalam kemacetan kota Megapolitan.
1. Sakit kepala, tak perlu heran jika tiba tiba sakit kepala muncul saat ditengah kemacetan. Hal ini dikarenakan otot-otot yang tegang dan terjadinya perubahan siklus di otak saat kita sedang emosi. Maka dari itu saat macet ada baiknya kita bersholawat agar kemacetan membawa barokah #LagiBener.
2. Rasa Gelisah, sering disebut juga rasa cemas adalah efek samping yang sering terjadi saat emosi kita sedang tidak terkontrol dengan baik. By the way, gelisah berasal dari ketidak tenangan hati dan pikiran. Sering kali saat dalam kemacetan, kita merasa takut baik takut terlambat ataupun takut dimarahi pacar karena doi sudah menunggu lama. Perbanyaklah berdzikir untuk memberikan ketentraman hati saat didalam kemacetan.
3. Gangguan pencernaan, kemacetan juga bisa berdampak buruk pada pencernaan tubuh kita. Kenapa? Ini disebabkan oleh sistem tubuh kita yang berhenti sejenak saat sedang emosi tinggi.
4. Tekanan darah tinggi, dampak buruk ini mungkin sudah diketahui banyak orang. Hal ini dikarengan emosi yang sedang tinggi sehingga memicu tekanan darah tinggi. For Your Information, tekanan darah yang cukup tinggi dapat mengakibatkan stroke.
5. Depresi, sedikit berbagi hasil penelitian dari sebuah universitas terkemuka di luar negeri. Bahwasannya orang yang sering memburuk emosinya dalam jangka yang cukup panjang dapat memancing gejala depresi. So, jangan emosi yah kalo dikemacetan.
6. Serangan jantung, dampak buruk ini selalu ditakuti siapapun. Dikutip dari The European Heart Journal Acute Cardiovascular Care, orang yang cenderung emosi dalam waktu yang sering dapat meningkatkan potensi serangan jantung 8.5 kali. Maka dari itu jaga emosi kita saat di jalan raya agar tidak kena serangan jantung.
Bagaimana dengan dampak buruk diatas? mengerikan bukan?
Maka dari itu, pemerintah harus mengeluarkan beberapa opsi solusi untuk mengurangi kemacetan Jakarta agar tidak tambah parah. Mulai dari peremajaan transportasi masal hingga rekayasa lalu lintas seperti kontra flow dansistem ganjil genap.
Menurut Bapak Bambang Prihartono selaku Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengatakan bahwa lalu lintas di Jakarta dapat berjalan dengan lancar, maka warga Jakarta dan sekitarnya akan tumbuh lebih baik lagi, macet Jakarta berkurang maka lingkungan jadi lebih sehat. Salah satu bukti nyatanya adalah rekayasa lalu lintas sistem ganjil genap yang telah diberlakukan, berdasarkan data BPTJ menunjukan angka polutan berkurang dan jalanan lebih lancar.
Baca juga : 5 Faktor Utama Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas
Namun jika pemerintah Jakarta yang berusaha, kemungkinan tidak akan maksimal. Perlu adanya bantuan aksi dari warga Jakarta yang ikut mengurangi kemacetan agar tidak lebih parah lagi. Cara yang paling mudah adalah beralih ke moda transportasi masal, dari yang semula kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum.
Saat ini moda transportasi di Jakarta sudah cukup nyaman dibandingkan beberapa tahun lalu yang bisa dibilang “ah sudahlah”. Maka dari itu tidak ada salahnya kita mencoba untuk beralih, walaupun awalnya kurang sreg dihati tapi lama kelamaan akan terbiasa. Yang penting niat kita membantu mengurangi kemacetan yang bikin kita tua dijalan.
Nah, jika punya solusi lain tentang mengatasi kemacetan Jakarta dapat dituliskan didalam kolom komentar. Nantinya artikel ini kemungkinan dibaca oleh pemerintah untuk mengatasi kemacetan yang sudah menjadi penyakit warga Jakarta.